Oh Ayah

 AYAH


Semula aku berfikir Ayah biasa saja, tak ada yang istimewa dan tak ada yang bisa ku banggakan darimu.
Ayahku sungguh banyak dengan kekurang, dan tidak pandai dalam bergaul dengan orang lain.
Makanya Ayah tidak banyak di kenal di llingkungan sekitar
Wajah pas-pasan malah kurang dan fisikmu pun sangatlah lemah.

Sekolah juga hanya lulusan SD, apa yang Ayah bisa ajarkan pada kami?
Harta dan warisan pun Ayah tak punya, apalagi tahta.
Pengalaman percintaan pun sangat menyedihkan.
Dalam bidang olahraga pun tidak ada yang bisa Ayah kuasai.

Terus apa yang harus saya contoh dan saya banggakan dari seorang Ayah seperti itu?
Disaat teman-teman saya menceritakan dengan bangganya tentang Ayah mereka yang banyak dengan kelebihannya masing-masing.
Saya hanya bisa terdiam dan mendengarkan saja, karena tidak ada yang bisa kuceritakan tentang Ayahku.

Terkadang saya merasa iri hati dengan teman-teman saya yang mempunyai Ayah dengan sejuta kelebihan
Sayapun terus bertanya-tanya, kelebihan apa yang dimiliki oleh Ayah saya?
Hingga pada suatu malam terdengar suara gaduh bersumber dari rumah tetangga
Yang ternyata di sebabkan oleh suara seorang Ayah temanku yang sedah memarahi teman saya.

Dengan suara keras dan kata-kata kotor, serta di ikuti dengan gerakan tubuh
Itulah yang sedang terjadi saat itu.

Kemudian ibuku pun berkata " Tidak kau lihatkah itu??"
Saya pun menjawab "Apa Bu??"
Ibu " Sungguh di sayangkan sekali, padahal Dia orang yang terpandang lagi berprestasi, tetapi tidak            mampu mendidik dan memberikan kasih sayang yang tulus kepada anak dan keluarganya".
Saya "ya mungkin temanku telah berbuat salah"
Ibu " Tidakkah kamu sadari bahwa kamu adalah anak yang paling beruntung di dunia ini".

Sejenak saya terdiam dan tercengang
Saya " Emang kenapa Bu??"
Ibu " Apakah pernah Ayah mu mengeluarkan suara keras di saat kamu berbuat salah?"
Saya " Tidak Bu"
Ibu " Apakah pernah Ayah mu mengeluarkan kata-kata kotor di saat kamu berbuat salah?"
Saya " Tidak Bu"

Ibu " Apakah pernah Ayah mu melakukan gerakan tubuh sehingga kamu terluka karena kamu telah              berbuat salah??"
Saya " Tidak Bu, Ayah selalu bilang, jangan begitu kamu telah salah sambil mengelus-ngelus rambut            Saya"
Dan lagi-lagi saya di buat terdiam, kemudian saya merenungkannya sejenak
Ternyata ini yang selama ini saya pertanyakan.

Ibu " Kamu tuh masih beruntung karena terlahir dalam kondisi ya terbilang cukup ada, dibandingkan dengan kondisi Ayah mu dulu semasa kecil".
Ternyata Saya telah bersalah menilai Ayah.
Kemudian Ibu menceritakan tentang kehidupan Ayah semasa dahulu.

Ayah terlahir di sebuah desa yang terpencil dalam keluarga yang serba kekurangan.
Sehingga pendidikanmu harus terputus, orang tuamu hanya mampu membiayayaimu sampai Sekolah Dasar saja.

Masa kecil Ayah habiskan untuk membantu orangtua Ayah.
Disaat teman sebaya Ayah asyik bermain, Ayah sibuk memikirkan ekonomi dan keadaan keluarga Ayah.
Ayah habiskan hari-harimu untuk mengembala kambing dan mencari ranting  pohon di hutan.
Tak lupa pula engkau carikan buah-buahan segar untuk keluarga Ayah dirumah.

Terkadang Ayah merasa iri dengan teman-teman sebayanya
Karena mereka bisa tertawa lepas tanpa memikirkan kondisi ekonomi keluarganya.
Apalagi teman-teman sebaya Ayah selalu mengejeknya.
Ya karena Ayah terlahir dari keluarga kurang mampu dan sibuk mengurus keluarganya
Akibatnya Ayah menjadi kuper tidak pandai bergaul dengan teman-temannya

Ayah hanya bisa termenung dalam kesendirian
Dan hanya angin dan dedaunan yang bisa mengerti akan perasaannya.
Di umur yang masih remaja, engkau harus ikhlas menjadi tulang punggung keluargamu.
Karena ayahmu harus pulang kepada yang ESA.

Akhirnya engkaupun putuskan untuk merantau kekota
Hanya untuk mencari sedikit rezeki, untuk keluargamu di rumah.
Berbagai pekerjaanpun telah engkau lalaui
Namun tidak ada satupun yang cocok dengan Ayah, mungkin belum rezekinya kali ya.

Dengan jeripayah dan ketekunannya dalam berusaha
Sampai suatu saat akhirnya Ayah menemukan pekerjaan yang cocok dengannya
Ya walaupun tak lebih tetapi cukup untuk makan dan keperluan sehari-hari
Walaupun penghasilanmu tak seberapa tetapi Ayah selalu menyisihkan sedikit rezekinya untuk tetangganya yang kurang mampu.

Nah mau tau kisah selanjutnya???
Follow terus ya.... Kampret.id

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Oh Ayah"

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *